Training Tahunan Gagal Efektif? Bisa Jadi Karena Tidak Sesuai Profil Psikologis Peserta
Diunggah oleh Admin SK pada 23 Apr 2025
Training tahunan sudah jadi agenda wajib di banyak perusahaan. Mulai dari pelatihan teknis hingga pengembangan soft skill, semuanya dirancang demi meningkatkan kompetensi karyawan. Namun sayangnya, tidak sedikit pelatihan yang berujung sia-sia: hasil tak terlihat, motivasi peserta minim, dan materi tak membekas. Mengapa bisa begitu?
Salah satu penyebab utamanya sering kali luput dari perhatian: ketidaksesuaian materi training dengan profil psikologis peserta.
Mengapa Profil Psikologis Penting dalam Training?
Setiap individu memiliki karakteristik unik yang memengaruhi cara mereka belajar, menerima informasi, hingga memaknai pengalaman. Profil psikologis ini mencakup berbagai aspek, seperti:
- Gaya belajar (visual, auditori, kinestetik)
- Tipe kepribadian (introvert vs ekstrovert, thinking vs feeling)
- Motivasi kerja (intrinsik vs ekstrinsik)
- Kebutuhan perkembangan individu (emosional, sosial, kognitif)
Jika training tidak dirancang dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, maka besar kemungkinan materi akan terasa tidak relevan, sulit dicerna, atau bahkan membosankan bagi peserta.
Ciri-Ciri Training yang Tidak Sesuai Profil Psikologis
Beberapa indikasi bahwa pelatihan Anda belum efektif karena tidak selaras dengan karakteristik peserta antara lain:
- Peserta pasif atau tidak antusias
- Output pelatihan tidak berdampak pada perilaku kerja
- Banyak peserta yang cepat lupa materi
- Evaluasi pelatihan menunjukkan skor rendah
Dalam jangka panjang, ini bukan hanya merugikan perusahaan dari sisi biaya dan waktu, tetapi juga menurunkan kepercayaan karyawan terhadap program pengembangan yang disediakan.
Contoh Nyata di Lapangan
Sebuah perusahaan manufaktur nasional mengadakan training komunikasi untuk seluruh divisi. Materi dibuat seragam, tanpa melihat kebutuhan peran atau latar belakang psikologis peserta. Hasilnya? Tim sales merasa training terlalu teoritis, tim produksi bingung karena terlalu abstrak, dan hanya 20% peserta yang mengimplementasikan ilmu dari pelatihan ke tempat kerja.
Setelah dilakukan assessment ulang dan pelatihan disesuaikan berdasarkan tipe kepribadian serta gaya belajar, angka implementasi naik hingga 68% dalam tiga bulan. Ini menunjukkan bahwa personalisasi training bukan sekadar gimmick tapi keharusan.
Solusi: Mulailah dari Psikotes & Analisis Profil Karyawan
Untuk memastikan training tepat sasaran, langkah awal yang bisa dilakukan perusahaan antara lain:
- Melakukan psikotes (personality test, learning style test, work motivation test) sebelum menyusun program pelatihan
- Mengelompokkan peserta berdasarkan kebutuhan psikologis dan karakteristik perilaku
- Mendesain modul pelatihan yang fleksibel, bisa dikustomisasi per kelompok
- Menggunakan metode pembelajaran variatif, seperti simulasi, roleplay, video interaktif, dan diskusi kelompok
- Memonitor hasil pelatihan dengan pendekatan psikometrik dan feedback kualitatif
Optimalkan Training Perusahaan Anda Sekarang
Investasi dalam pelatihan hanya akan membuahkan hasil jika dilakukan dengan pendekatan yang tepat. Menyesuaikan konten dan metode training dengan profil psikologis peserta bukan hanya meningkatkan efektivitas, tetapi juga menunjukkan bahwa perusahaan peduli terhadap cara kerja dan belajar setiap individu.
Di era kerja yang semakin kompleks, pendekatan one-size-fits-all sudah tidak relevan. Saatnya beralih ke pelatihan berbasis analisis psikologis lebih tepat sasaran, berdampak nyata, dan meningkatkan produktivitas jangka panjang.
Hormat kami,
Salam sakti,
Biro Konsultan Psikologi Waskita
More info!
0822-4216-6729
Jl. Monumen 45 No. 12, Setabelan, Banjarsari, Surakarta
