Presentiism di Tempat Kerja: Mengapa Karyawan Harus Menjauhinya?
Diunggah oleh Admin SK pada 29 Apr 2023
Dalam konteks manajemen sumber daya manusia, produktivitas karyawan menjadi salah satu indikator keberhasilan perusahaan. Namun, perilaku presentiism yang dilakukan oleh karyawan dapat mengurangi produktivitas secara signifikan. Menurut penelitian, karyawan yang bekerja saat sakit cenderung mengalami penurunan produktivitas hingga 34% dan mengalami peningkatan risiko cedera atau kecelakaan kerja. Sementara itu, bekerja saat merasa stres atau kelelahan bisa memperburuk kondisi tersebut dan memengaruhi efektivitas kerja.
Salah satu alasan mengapa karyawan sering melakukan presentiism adalah karena tekanan dari manajemen atau rekan kerja. Karyawan merasa perlu untuk menunjukkan dedikasi mereka terhadap pekerjaan, bahkan jika itu berarti mengorbankan kesehatan mereka sendiri. Hal ini juga bisa disebabkan oleh kekhawatiran akan kehilangan pekerjaan jika mereka tidak menunjukkan produktivitas yang cukup. Oleh karena itu, manajemen perlu memahami bahwa penting untuk mengedukasi karyawan tentang pentingnya kesehatan fisik dan mental serta memberikan lingkungan kerja yang sehat dan mendukung. Dengan demikian, karyawan dapat merasa nyaman untuk mengambil cuti jika memang perlu dan tidak merasa terbebani oleh tekanan dari manajemen atau rekan kerja.
Faktor penyebab
Berikut adalah 5 faktor penyebab perilaku presentiism pada karyawan:
- Tekanan dari manajemen atau rekan kerja. Karyawan merasa terbebani oleh tekanan dari manajemen atau rekan kerja untuk menunjukkan dedikasi mereka terhadap pekerjaan, bahkan jika itu berarti mengorbankan kesehatan mereka sendiri.
- Takut kehilangan pekerjaan. Beberapa karyawan takut kehilangan pekerjaan mereka jika mereka tidak menunjukkan produktivitas yang cukup, sehingga mereka memilih untuk bekerja meskipun sedang tidak sehat.
- Kebutuhan untuk menghasilkan uang. Beberapa karyawan tidak memiliki pilihan selain bekerja saat sakit karena mereka membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
- Tidak adanya kebijakan cuti yang memadai. Tidak adanya kebijakan cuti yang memadai di perusahaan dapat membuat karyawan merasa terbatas dalam mengambil cuti ketika sedang sakit.
- Kurangnya kesadaran akan kesehatan fisik dan mental. Beberapa karyawan tidak menyadari pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental mereka, sehingga mereka tetap bekerja meskipun merasa stres, lelah, atau sakit.
Dampak Yang Ditimbulkan
- Penurunan Produktivitas: Karyawan yang bekerja saat sakit atau merasa stres cenderung mengalami penurunan produktivitas. Mereka akan kesulitan berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas dengan efektif, sehingga kinerja mereka menurun dan hasil kerja menjadi tidak optimal.
- Risiko Kesehatan: Karyawan yang bekerja saat sakit atau merasa stres memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan. Bekerja dengan kondisi tubuh atau pikiran yang tidak optimal bisa memperburuk kondisi kesehatan mereka dan memicu terjadinya penyakit.
- Penyebaran Penyakit: Karyawan yang bekerja saat sakit berisiko menularkan penyakit ke rekan kerja, yang bisa berdampak pada absensi dan kinerja buruk di tempat kerja.
- Kepuasan Kerja yang Menurun: Karyawan yang terus-menerus bekerja saat sakit atau merasa stres cenderung merasa tidak bahagia dan tidak puas dengan pekerjaan mereka. Hal ini bisa mengurangi motivasi dan semangat mereka untuk bekerja dengan baik di masa depan.
- Biaya yang Meningkat: Presentiism juga bisa berdampak pada biaya perusahaan. Karyawan yang sakit atau merasa stres cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pulih dan memperoleh perawatan medis. Hal ini bisa mengakibatkan biaya kesehatan yang lebih tinggi dan memengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Tips
Jika Anda merasa cenderung melakukan presentiism, berikut adalah beberapa tips untuk mengatasinya:
- Prioritaskan kesehatan - Ingatlah bahwa kesehatan Anda lebih penting daripada pekerjaan Anda. Jangan takut untuk mengambil cuti jika Anda sakit atau merasa stres.
- Komunikasikan dengan manajemen dan rekan kerja - Jika Anda merasa tekanan untuk menunjukkan produktivitas, bicarakan dengan manajemen atau rekan kerja Anda. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa perilaku mereka mempengaruhi kesehatan Anda.
- Buat jadwal kerja yang seimbang - Pastikan Anda memberikan waktu yang cukup untuk istirahat dan rekreasi. Sebuah jadwal yang seimbang akan membantu Anda tetap produktif dan sehat.
- Gunakan hak cuti dengan bijak - Jangan takut untuk menggunakan hak cuti Anda. Ini akan membantu Anda memulihkan kesehatan fisik dan mental Anda, sehingga Anda bisa kembali bekerja dengan produktif dan efisien.
- Jangan meremehkan kesehatan mental - Kesehatan mental Anda juga penting. Jangan takut untuk meminta bantuan atau konseling jika Anda merasa stres atau mengalami masalah mental lainnya. Manajemen dapat memberikan dukungan atau program kesehatan mental yang membantu karyawan untuk mengatasi masalah mereka.
Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, karyawan sering merasa perlu untuk menunjukkan dedikasi mereka terhadap pekerjaan dengan bekerja bahkan saat sakit atau stres. Namun, presentiism sebenarnya berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental karyawan serta dapat memengaruhi produktivitas mereka. Oleh karena itu, manajemen perlu memberikan dukungan dan lingkungan kerja yang sehat serta mengedukasi karyawan tentang pentingnya kesehatan. Dengan demikian, karyawan dapat merasa nyaman untuk memprioritaskan kesehatan mereka dan tidak takut untuk berkomunikasi dengan manajemen dan rekan kerja. Jadi, mari kita sama-sama memerangi presentiism dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif!
