Rekrut Orang Salah Bisa Mahal dan Melelahkan: Psikotes Bantu Anda Mengenali Calon Terbaik Sejak Awal!
Diunggah oleh Admin SK pada 03 May 2025
Mengapa Rekrutmen yang Salah Bisa Merugikan Perusahaan?
Setiap perusahaan pasti ingin memiliki tim yang solid, kompeten, dan mampu bekerja sama untuk mencapai target bisnis. Namun, proses rekrutmen tidak semudah menilai CV atau hasil wawancara saja. Salah memilih karyawan bisa berdampak serius, mulai dari biaya pelatihan ulang, turunnya produktivitas, hingga menciptakan konflik di lingkungan kerja.
Menurut data dari Society for Human Resource Management (SHRM), rata-rata biaya untuk mengganti satu karyawan bisa mencapai 6 hingga 9 bulan dari gaji tahunan posisi tersebut. Artinya, jika Anda salah merekrut staf dengan gaji Rp6 juta per bulan, potensi kerugiannya bisa mencapai Rp36 juta bahkan lebih, dan itu belum termasuk waktu serta energi tim HR yang terbuang.
Peran Psikotes dalam Proses Rekrutmen Modern
Salah satu cara paling efektif untuk mengurangi risiko tersebut adalah dengan menggunakan psikotes atau tes psikologi dalam tahapan seleksi. Psikotes tidak hanya menilai kecerdasan atau kemampuan dasar saja, tetapi juga membantu memahami kepribadian, gaya kerja, tingkat motivasi, hingga potensi kepemimpinan calon karyawan.
Beberapa manfaat utama psikotes dalam rekrutmen, antara lain:
- Menilai Kecocokan dengan Budaya Kerja Perusahaan
Tidak semua orang cocok bekerja dalam sistem yang serba cepat atau penuh tekanan. Psikotes membantu melihat apakah kandidat bisa beradaptasi dengan nilai dan dinamika kerja di tempat Anda.
- Mendeteksi Potensi dan Risiko Sejak Dini
Apakah kandidat punya potensi menjadi pemimpin? Apakah ada kecenderungan mudah stres atau kurang inisiatif? Informasi ini bisa diperoleh melalui hasil psikotes sebelum Anda membuat keputusan.
- Mengurangi Bias dalam Wawancara
Kadang, impresi pertama atau cara berbicara bisa menipu. Psikotes memberikan data objektif sebagai penyeimbang terhadap penilaian subjektif selama interview.
- Mendukung Perencanaan Pengembangan SDM
Hasil tes bisa menjadi dasar untuk pelatihan, promosi, atau rotasi jabatan yang lebih tepat sasaran.
Jenis Psikotes yang Umum Digunakan dalam Rekrutmen
Berikut beberapa jenis psikotes yang banyak digunakan dalam proses seleksi:
- Tes Kognitif – Menilai kemampuan berpikir logis, numerik, dan verbal.
- Tes Kepribadian – Menggambarkan kecenderungan perilaku dan cara berinteraksi seseorang.
- Tes Kecerdasan Emosional (EQ) – Mengukur kemampuan mengelola emosi diri dan memahami orang lain.
- Tes Gaya Kepemimpinan – Cocok untuk posisi manajerial atau calon pemimpin tim.
- Tes Ketahanan Stres (Stress Tolerance) – Penting untuk pekerjaan yang menuntut tekanan tinggi.
Contoh Kasus: Rekrutmen Tanpa Psikotes yang Gagal
Sebuah perusahaan ritel besar pernah merekrut seorang supervisor gudang hanya berdasarkan pengalaman dan hasil wawancara. Ternyata, dua bulan kemudian, karyawan tersebut sering bentrok dengan bawahan, sulit menerima arahan, dan membuat turnover staf meningkat. Setelah dilakukan evaluasi dengan psikotes, barulah terungkap bahwa yang bersangkutan memiliki pola komunikasi dominan dan kurang empati, yang tidak sesuai dengan budaya perusahaan. Penyesalan datang terlambat, dan perusahaan harus mengulang proses rekrutmen dari awal.
Lebih Baik Cek Dulu, Daripada Menyesal Belakangan
Rekrutmen bukan hanya soal mengisi posisi kosong, tapi investasi jangka panjang untuk keberhasilan perusahaan. Mengintegrasikan psikotes dalam proses seleksi adalah langkah cerdas untuk memastikan Anda mendapatkan orang yang tepat, bukan hanya yang terlihat baik.
Ingat, memilih orang yang salah bisa mahal dan melelahkan, tapi memilih yang tepat bisa mempercepat pertumbuhan bisnis Anda. Jangan ragu untuk menggunakan bantuan profesional dalam melakukan psikotes dan asesmen karyawan.
Hormat kami,
Salam sakti,
Biro Konsultan Psikologi Waskita
More info!
0822-4216-6729
Jl. Monumen 45 No. 12, Setabelan, Banjarsari, Surakarta
