Sharenting: Ketika Orang Tua 'Gaul' di Dunia Digital
Diunggah oleh Admin SK pada 14 Dec 2023
Di era digital yang penuh dengan kemudahan berbagi, praktik "sharenting" atau berbagi informasi tentang anak-anak melalui media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan orang tua modern. Artikel ini akan menggali lebih dalam fenomena ini, membahas perincian terkait, dampak positif, dampak negatif, dan memberikan panduan praktis untuk sharenting yang bertanggung jawab.
Apa Itu Sharenting?
"Sharenting" merupakan istilah yang merujuk pada praktik orang tua membagikan secara aktif berbagai elemen kehidupan anak-anak mereka di platform media sosial. Termasuk dalam kategori ini adalah berbagai konten seperti foto, video, catatan pencapaian, dan momen-momen sehari-hari yang melibatkan kehadiran anak-anak. Aktivitas ini melibatkan penyebaran informasi pribadi dan keluarga melalui berbagai platform, termasuk tetapi tidak terbatas pada Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya.
Mengapa Orang Tua Suka Sharenting?
1. Pamer Prestasi: Fenomena "Highlight Reel" Digital
Sharenting menjadi sarana utama bagi orang tua untuk menampilkan pencapaian dan momen-momen terbaik anak-anak mereka. Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, platform media sosial memberikan panggung virtual di mana orang tua dapat membuat "highlight reel" dari kehidupan anak-anak mereka. Pamer prestasi bukan hanya sekadar memuaskan rasa bangga orang tua, tetapi juga menciptakan narasi positif yang dapat memotivasi dan menginspirasi orang tua lainnya.
2. Pertukaran Saran dan Dukungan: Komunitas Orang Tua Online sebagai Bentuk Solidaritas
Media sosial tidak hanya menjadi tempat untuk memamerkan momen bahagia, tetapi juga menjadi forum untuk berbagi pengalaman, kesulitan, dan mencari dukungan dari komunitas orang tua. Sharenting menjadi alat untuk membuka dialog tentang tantangan dan kebahagiaan dalam membesarkan anak-anak. Pertukaran saran dan dukungan ini menciptakan solidaritas di antara orang tua yang mungkin menghadapi situasi serupa, membangun jaringan dukungan yang erat di dunia maya.
3. Keterlibatan Keluarga dan Teman: Jembatan Emosional di Antar Negeri dan Waktu
Sharenting tidak hanya tentang mendapatkan perhatian dari teman-teman sekitar, tetapi juga berfungsi sebagai cara untuk tetap terhubung dengan keluarga dan teman yang berada jauh secara geografis. Dengan membagikan momen kehidupan sehari-hari anak-anak, orang tua menciptakan jembatan emosional yang mengatasi jarak fisik. Ini juga menjadi cara untuk melibatkan keluarga yang mungkin tidak dapat berpartisipasi secara langsung dalam pertumbuhan anak-anak.
Dampak Positif Sharenting:
Pembelajaran Digital Positif:
- Pemahaman Teknologi: Anak-anak tidak hanya terlibat dalam dunia digital tetapi juga memperoleh pemahaman mendalam tentang cara menggunakan teknologi dengan bijak. Mereka dapat belajar tentang risiko dan manfaatnya, membentuk dasar yang kuat untuk navigasi digital di masa depan
- Interaksi Digital: Sharenting memberikan kesempatan bagi orang tua untuk memandu anak-anak dalam berinteraksi secara positif di dunia maya. Ini mencakup etika online, cara berkomunikasi secara efektif, dan pemahaman tentang bagaimana membangun hubungan yang sehat melalui media sosial.
Memperkuat Hubungan Keluarga:
- Ikatan Emosional: Melalui berbagi momen kecil hingga pencapaian besar, orang tua dapat membangun ikatan emosional yang lebih kuat dengan anak-anak mereka. Membagikan kehidupan sehari-hari melalui media sosial menciptakan narasi keluarga yang positif dan penuh kasih, menguatkan rasa kebersamaan.
- Kenangan Berharga: Sharenting menciptakan arsip digital keluarga yang berisi kenangan-kenangan berharga. Ini memberikan keluarga kesempatan untuk mengingat momen-momen istimewa dan merayakan pertumbuhan bersama.
Dampak Negatif Sharenting:
Risiko Keamanan dan Privasi:
- Eksploitasi Potensial: Informasi yang dibagikan, terutama foto dan lokasi, dapat dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Anak-anak menjadi rentan terhadap risiko keamanan seperti penculikan atau penyalahgunaan identitas.
- Pelanggaran Privasi: Sharenting dapat mengabaikan hak privasi anak-anak. Tanpa disadari, orang tua dapat membagikan informasi yang lebih pribadi daripada yang diinginkan anak.
Tekanan dan Ekspektasi Berlebihan:
- Tekanan Citra Positif: Anak-anak mungkin merasakan tekanan untuk selalu tampil positif dan berhasil di dunia maya. Ekspektasi yang tidak realistis yang dibangun oleh orang tua dapat menciptakan beban emosional dan mental.
- Eksposur Tidak Dikendalikan: Orang tua yang terlalu aktif dalam sharenting dapat memberikan eksposur yang tidak diinginkan pada anak-anak, memperkuat perasaan perlu untuk selalu tampil sempurna.
Arsip Digital Permanen:
- Pengaruh Jangka Panjang: Jejak digital anak-anak dapat membentuk bagian integral dari identitas mereka ketika tumbuh dewasa. Informasi yang dibagikan secara publik dapat memiliki dampak jangka panjang pada hubungan, pekerjaan, dan kesejahteraan psikologis mereka di masa depan.
- Kesempatan untuk Bullying: Arsip digital juga memberikan peluang bagi tindakan pelecehan atau perundungan daring, karena informasi pribadi dapat digunakan dengan cara yang merugikan.
Tips untuk Sharenting yang Bertanggung Jawab:
- Pertimbangkan Konteks: Saat membagikan informasi tentang anak-anak, selalu pertimbangkan konteksnya. Pastikan bahwa konten yang dibagikan sesuai dengan situasi dan tidak mengorbankan privasi anak.
- Berikan Pilihan pada Anak: Ajak anak untuk berpartisipasi dalam proses sharenting dengan memberikan mereka pilihan. Mintalah izin dan berdiskusilah tentang konten yang boleh dibagikan serta yang tidak, sehingga anak merasa memiliki kendali atas narasi digital mereka.
- Atur Batasan dan Frekuensi: Tetapkan batasan yang jelas terkait jenis konten yang dapat dibagikan dan seberapa seringnya. Ini membantu menjaga keseimbangan antara memberikan eksposur positif dan melindungi privasi anak dari potensi risiko.
- Lindungi Identitas Anak: Sebisa mungkin, hindari membagikan informasi yang dapat mengidentifikasi secara spesifik lokasi atau kebiasaan harian anak. Lindungi identitas mereka dengan cermat untuk mencegah potensi risiko keamanan.
- Edukasi Anak tentang Penggunaan Media Sosial: Libatkan anak dalam pembicaraan tentang media sosial dan berikan pemahaman tentang risiko dan manfaatnya. Ajarkan mereka etika digital dan pentingnya menjaga privasi online sejak dini.
Sharenting, sementara memberikan manfaat positif, juga memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan secara serius. Dengan kesadaran akan dampaknya dan penerapan praktik sharenting yang bertanggung jawab, orang tua dapat menciptakan pengalaman digital yang aman dan bermakna untuk anak-anak mereka.
