Fenomena 'Zoom Fatigue': Penyebab dan Cara Mengatasi Kelelahan dalam Menghadapi Virtual Meetings
Diunggah oleh Admin SK pada 08 May 2023
Pertemuan virtual dan video konferensi seperti Zoom dan Skype telah menjadi norma dalam banyak organisasi di seluruh dunia sejak pandemi Covid-19 dimulai. Namun, terlalu banyak bertemu di lingkungan virtual dapat menyebabkan kelelahan atau keletihan yang disebut sebagai "Zoom Fatigue". Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang apa itu "Zoom Fatigue", faktor penyebab, dampak, dan solusi untuk mengatasi kelelahan ini.
Sudah merasa bosan dengan istilah "Zoom Fatigue"? Siapa yang tidak merasa lelah setelah beberapa jam terus menerus berada di depan layar untuk rapat virtual? Ini adalah fenomena yang dialami oleh banyak orang dalam beberapa tahun terakhir. Zoom Fatigue bisa disebut sebagai kelelahan yang dirasakan setelah interaksi dalam pertemuan virtual atau video konferensi. Orang-orang mulai merasa kelelahan karena kekurangan interaksi sosial, terlalu banyak pertemuan dalam satu hari, dan bahkan kepenatan karena tampilan video yang konstan.
Saat berbicara tentang Zoom Fatigue, faktor utama adalah kekurangan interaksi sosial. Meskipun teknologi memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang dari seluruh dunia, tetapi kehadiran fisik yang nyata tidak dapat tergantikan. Selain itu, jumlah pertemuan dalam satu hari dapat memperburuk kelelahan yang kita rasakan. Bayangkan hanya duduk di depan layar untuk waktu yang lama, berbicara tentang topik yang sama, dan melihat wajah orang yang sama selama berjam-jam. Hal ini dapat sangat melelahkan bagi otak dan tubuh kita. Terakhir, tampilan video yang konstan juga dapat menjadi faktor penyebab kelelahan yang signifikan. Kita harus melihat wajah orang lain dan bahkan diri kita sendiri selama pertemuan. Hal ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan tekanan tambahan, dan akhirnya membuat kita merasa kelelahan dan tidak produktif.
Faktor Penyebab
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan "Zoom Fatigue" antara lain:
- Kekurangan Interaksi Sosial. Interaksi sosial dalam pertemuan virtual cenderung terbatas, karena komunikasi terjadi melalui layar dan cenderung formal. Hal ini bisa membuat seseorang merasa kurangnya interaksi sosial yang terjadi secara spontan di lingkungan kerja atau lingkungan sosial lainnya. Contoh: Seorang karyawan yang biasa bertemu dengan rekan kerja secara langsung di kantor, merasa kehilangan interaksi sosial yang biasa terjadi saat bekerja di kantor.
- Penat dengan Tampilan Video. Melihat diri sendiri dalam layar selama berjam-jam dapat membuat seseorang merasa kurang nyaman dengan penampilannya dan merasa penat secara mental. Hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan tingkat konsentrasi seseorang. Contoh: Seorang mahasiswa yang mengikuti kuliah online selama berjam-jam merasa tidak nyaman dengan tampilannya di layar dan merasa kesulitan untuk tetap fokus pada materi kuliah.
- Terlalu Banyak Dalam Satu Hari. Dalam situasi saat ini, pertemuan virtual telah menjadi norma, yang berarti kita cenderung menghabiskan lebih banyak waktu dalam pertemuan virtual daripada yang seharusnya. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan yang terkait dengan kelebihan pekerjaan. Contoh: Seorang karyawan yang menghadiri pertemuan virtual sepanjang hari merasa sangat lelah dan kesulitan untuk menjaga konsentrasi saat mengikuti pertemuan terakhir pada hari itu.
- Kesulitan Memisahkan Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi. Dalam keadaan WFH (Work From Home), batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi kabur. Hal ini membuat seseorang merasa terus-menerus "terhubung" dengan pekerjaannya dan sulit untuk merasa rileks di waktu luang. Contoh: Seorang karyawan yang bekerja dari rumah merasa kesulitan untuk memisahkan waktu kerja dan waktu istirahat, sehingga merasa tidak dapat merilekskan diri sepenuhnya di waktu luang.
- Terlalu Banyak Multitasking. Dalam pertemuan virtual, seringkali seseorang harus menghadapi banyak hal sekaligus, seperti membaca pesan chat, memeriksa email, atau memantau anak yang belajar dari rumah. Hal ini membuat seseorang merasa kelelahan dan kesulitan untuk berkonsentrasi secara maksimal pada pertemuan virtual yang sedang diikuti. Contoh: Seorang ibu yang mengikuti pertemuan virtual sambil memantau anak yang belajar dari rumah merasa sangat kesulitan untuk berkonsentrasi secara maksimal pada pertemuan virtual.
Dampak
Berikut adalah 5 poin detail yang menjelaskan dampak "Zoom Fatigue" lebih lanjut:
- Kelelahan mental dan fisik. Terlalu lama menggunakan aplikasi video konferensi seperti Zoom dapat memicu kelelahan mental dan fisik. Seseorang mungkin merasa lelah secara fisik karena harus duduk di depan layar dalam waktu yang lama, sedangkan kelelahan mental bisa terjadi karena seseorang harus berfokus pada layar dan memproses informasi yang diberikan oleh para peserta dalam diskusi. Contohnya, seseorang mungkin merasa kelelahan setelah melakukan serangkaian presentasi atau rapat dalam waktu yang berdekatan.
- Stres. Kondisi "Zoom Fatigue" juga bisa menyebabkan stres. Hal ini bisa terjadi karena seseorang mungkin merasa tertekan untuk tampil sempurna selama video konferensi, atau karena harus berinteraksi dengan banyak orang dalam waktu yang singkat. Contohnya, seseorang mungkin merasa stres ketika harus menghadapi situasi yang menantang selama rapat atau presentasi.
- Depresi. Terlalu sering menggunakan aplikasi video konferensi juga bisa menyebabkan depresi. Kondisi ini bisa terjadi karena seseorang mungkin merasa kesepian atau terisolasi karena tidak bisa berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Contohnya, seseorang mungkin merasa sedih atau depresi karena merasa tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dan berinteraksi dengan rekan kerja atau teman-temannya secara langsung.
- Gangguan produktivitas kerja. "Zoom Fatigue" juga dapat mengganggu produktivitas kerja seseorang. Kondisi ini bisa terjadi karena seseorang mungkin kehilangan konsentrasi atau fokus selama video konferensi, atau karena merasa lelah dan kurang bertenaga setelah menggunakan aplikasi tersebut. Contohnya, seseorang mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas setelah berpartisipasi dalam serangkaian rapat atau presentasi.
- Pengaruh negatif pada kinerja organisasi. Akhirnya, "Zoom Fatigue" juga bisa memiliki dampak negatif pada kinerja organisasi secara keseluruhan. Kondisi ini bisa terjadi karena anggota tim yang mengalami "Zoom Fatigue" mungkin tidak dapat memberikan kontribusi yang optimal pada tugas-tugas dan proyek-proyek mereka. Hal ini bisa berdampak pada produktivitas, inovasi, dan kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya. Contohnya, sebuah tim mungkin mengalami keterlambatan dalam menyelesaikan proyek karena anggotanya merasa terlalu lelah atau stres akibat menggunakan aplikasi video konferensi secara terus-menerus.
Solusi
- Batasi waktu pertemuan virtual. Hindari pertemuan virtual yang terlalu lama karena dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Upayakan untuk membatasi durasi pertemuan, seperti 30-60 menit. Contoh: Sebagai seorang guru, pastikan materi yang disampaikan dalam sesi virtual sesuai dengan jadwal pembelajaran dan tidak lebih dari waktu yang ditentukan.
- Jadwalkan waktu istirahat. Berikan waktu istirahat yang cukup antara pertemuan virtual untuk melepaskan stres. Istirahat dapat berupa kegiatan santai seperti minum teh atau melakukan peregangan. Contoh: Sebagai seorang pekerja kantoran, manfaatkan waktu istirahat selama 15-20 menit untuk melakukan meditasi, yoga ringan atau sekedar berjalan-jalan singkat untuk meregangkan otot.
- Ubah cara berinteraksi. Cobalah untuk mengubah cara berinteraksi dalam pertemuan virtual agar lebih santai dan interaktif. Berikan kesempatan kepada peserta untuk berbagi ide atau pengalaman. Contoh: Sebagai seorang pelatih, buat sesi pelatihan virtual yang interaktif, seperti memainkan game online yang relevan dengan materi pelatihan atau memberikan tugas kelompok.
- Hindari multitasking. Fokuskan perhatian pada pembicaraan dalam pertemuan virtual. Hindari kebiasaan multitasking karena dapat mengurangi konsentrasi dan efektivitas dalam pertemuan. Contoh: Sebagai seorang mahasiswa, jangan melakukan kegiatan lain seperti mengerjakan tugas atau menonton video selama kuliah online berlangsung.
- Batasi jumlah pertemuan virtual. Batasi jumlah pertemuan virtual dalam sehari agar tidak terlalu banyak dan melelahkan. Pertemuan yang terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan hidup dan kesehatan mental. Contoh: Sebagai seorang pekerja lepas, jangan terlalu banyak menerima proyek sehingga jadwal pertemuan virtual tidak terlalu padat dan melelahkan.
Intinya, kita harus mengakui bahwa kelelahan virtual seperti "Zoom Fatigue" telah menjadi bagian dari kehidupan kerja kita yang baru. Namun, itu bukan berarti kita harus menerima kelelahan ini sebagai hal yang wajar. Dengan menyadari faktor-faktor yang menyebabkan "Zoom Fatigue" dan mengadopsi solusi-solusi yang sesuai, kita dapat menghindari kelelahan ini dan tetap produktif dalam pekerjaan kita. Jadi, jangan biarkan "Zoom Fatigue" menghentikan kamu untuk tetap fokus dan sukses di era virtual ini!
