Gen Z vs Baby Boomer: Bagaimana HRD Membangun Tim yang Saling Mengerti?
Diunggah oleh Admin SK pada 12 Apr 2025
Dalam dunia kerja modern yang terus berubah, satu tantangan besar yang dihadapi oleh divisi Human Resource Development (HRD) adalah mengelola keberagaman generasi dalam satu tim. Dua generasi yang paling kontras adalah Generasi Z (Gen Z) dan Baby Boomer. Perbedaan nilai, gaya komunikasi, hingga ekspektasi kerja kerap kali memicu miskomunikasi, bahkan konflik.
Namun, jika dikelola dengan tepat, keberagaman ini justru bisa menjadi kekuatan. Artikel ini akan mengulas bagaimana HRD dapat menjembatani perbedaan generasi dan membangun tim yang saling mengerti dan kolaboratif.
Mengenal Karakteristik Gen Z dan Baby Boomer
Sebelum membahas strategi, mari pahami dulu karakter dasar kedua generasi ini:
Baby Boomer (lahir 1946–1964)
- Loyal terhadap perusahaan
- Cenderung hierarkis dan menghargai senioritas
- Terbiasa dengan komunikasi tatap muka atau formal
- Menghargai stabilitas kerja dan pengakuan dari atasan
- Berpengalaman dan memiliki keahlian teknis mendalam
Gen Z (lahir setelah 1997)
- Digital native: sangat akrab dengan teknologi
- Cenderung lebih individualis dan menyukai fleksibilitas
- Komunikasi cepat dan informal (chat, emoji, video call)
- Mengutamakan makna pekerjaan, work-life balance, dan perkembangan diri
- Cepat belajar, kreatif, namun mudah bosan
Tantangan yang Sering Muncul
Beberapa tantangan umum yang dihadapi HRD dalam tim multigenerasi ini antara lain:
- Gaya komunikasi yang berbeda: Baby Boomer menganggap Gen Z kurang sopan atau terlalu santai, sementara Gen Z merasa Boomer terlalu kaku.
- Ekspektasi kerja berbeda: Boomer menghargai jam kerja tetap, sementara Gen Z menyukai fleksibilitas waktu dan tempat.
- Perbedaan cara belajar dan bekerja: Gen Z menyukai feedback cepat dan instan, sementara Boomer terbiasa dengan proses bertahap.
Strategi HRD Membangun Tim yang Saling Mengerti
- Lakukan Pelatihan Multigenerasi
HR dapat menyelenggarakan pelatihan lintas generasi yang membahas perbedaan gaya kerja, komunikasi, dan nilai. Fokus pelatihan bukan pada siapa yang benar, tapi bagaimana saling memahami.
“Menurut Deloitte, perusahaan yang mengelola keragaman generasi dengan baik mengalami peningkatan produktivitas tim hingga 25%.”
- Buat Ruang untuk Kolaborasi Antar Generasi
Ciptakan proyek kolaboratif yang mempertemukan Boomer sebagai mentor dan Gen Z sebagai inovator. Dengan begitu, kedua generasi merasa dihargai: Boomer bisa membagikan pengalaman, Gen Z menyumbangkan ide segar.
- Adopsi Gaya Komunikasi Fleksibel
Sediakan berbagai saluran komunikasi: email untuk dokumen formal, WhatsApp untuk percakapan cepat, dan meeting hybrid untuk diskusi tim. HR juga dapat membangun budaya komunikasi yang inklusif dan menghargai perbedaan gaya.
- Rancang Sistem Feedback yang Adaptif
Boomer cenderung menerima feedback tahunan, sedangkan Gen Z menyukai feedback real-time. HR dapat membuat sistem check-in mingguan atau bulanan sebagai titik temu.
- Perkuat Budaya Organisasi yang Menyambut Keberagaman
Bangun nilai bersama yang menjadi fondasi seluruh generasi. Misalnya: "Kita semua pembelajar", "Kita tumbuh bersama", atau "Semua suara berharga". Budaya inklusif akan membuat setiap anggota tim merasa diterima.
Studi Kasus Singkat: Perusahaan XYZ
Perusahaan XYZ, sebuah startup teknologi, awalnya kesulitan mengelola tim yang terdiri dari programmer Gen Z dan manajer senior dari generasi Boomer. Melalui program reverse mentoring (Gen Z melatih Boomer dalam teknologi, dan sebaliknya Boomer membimbing soft skill), perusahaan berhasil meningkatkan kepuasan kerja karyawan sebesar 30% dalam 6 bulan.
Keberagaman generasi dalam tim bukanlah hambatan, melainkan potensi besar jika dikelola dengan cermat. Peran HRD sangat penting dalam merancang strategi komunikasi, kolaborasi, dan pengembangan yang menjembatani Gen Z dan Baby Boomer. Dengan pemahaman yang lebih baik, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja harmonis yang produktif dan inovatif.
Hormat kami,
Salam sakti,
Biro Konsultan Psikologi Waskita
More info!
0822-4216-6729
waskita.psi@gmail.com
Jl. Monumen 45 No. 12, Setabelan, Banjarsari, Surakarta
