Masihkah Ada Overeducation di Tempat Kerja Kalian?
Diunggah oleh Admin SK pada 01 Dec 2023
Halo Generasi Kreatif dan Millennial Enthusiast! Selama setahun kita bersama, dan kali ini kita akan membahas topik menarik untuk kalian yang tengah merintis karier: Overeducation! Mari kita kupas tuntas apa itu overeducation, mengapa fenomena ini masih ada, dan bagaimana kita dapat menghadapinya dengan penuh semangat dan kekinian!
Apa Itu Overeducation?
Overeducation, atau sering disebut overqualified, terjadi ketika seseorang memiliki kualifikasi pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan persyaratan yang sebenarnya diperlukan untuk pekerjaan yang dijalani. Contohnya, seseorang lulus dengan gelar S1 Ekonomi, namun bekerja sebagai penata barang di kantor. Inilah yang disebut sebagai overeducation.
Mengapa Masih Ada Overeducation?
Jangan terlalu keras pada diri sendiri! Terkadang, perusahaan membutuhkan individu dengan keahlian tertentu, tetapi karena batasan anggaran, mereka memilih seseorang dengan kualifikasi pendidikan yang lebih tinggi untuk pekerjaan yang mungkin sebenarnya dapat dijalankan oleh seseorang dengan pendidikan yang lebih rendah. Ini bukan kesalahan individu, melainkan situasi kompleks di pasar kerja.
Selain itu, ada yang disebut sebagai "credential inflation". Ini adalah tren di mana banyak perusahaan menginginkan karyawan dengan gelar setinggi mungkin, meskipun pekerjaan yang dijalankan sehari-hari tidak sesuai dengan tingkat pendidikan tersebut. Oleh karena itu, seringkali perusahaan lebih memilih karyawan yang overqualified dibandingkan yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.
Sekiranya Memberikan Dampak Seperti Apa Ya?
Overeducation bukan hanya sekadar isu di atas kertas, tapi juga memberikan dampak yang nyata di dunia kerja. Mari kita telaah beberapa dampaknya yang dapat memengaruhi karir dan kehidupan profesional kita.
- Kurangnya Kepuasan Kerja : Salah satu dampak utama overeducation adalah kurangnya kepuasan kerja. Ketika seseorang merasa bahwa kualifikasinya lebih tinggi daripada tuntutan pekerjaan, hal ini dapat menyebabkan rasa tidak puas dan kurangnya motivasi. Karyawan yang merasa overqualified cenderung merasa terbebani atau bahkan merasa tidak dihargai.
- Stagnasi Karir : Overeducation juga dapat mengakibatkan stagnasi karir. Ketika seseorang terjebak dalam pekerjaan yang tidak memanfaatkan sepenuhnya kualifikasinya, peluang untuk berkembang dan naik jabatan bisa terhambat. Ini dapat membuat seseorang merasa terjebak dalam rutinitas dan kehilangan semangat untuk mencari tantangan baru.
- Penghasilan yang Tidak Sebanding : Meskipun memiliki kualifikasi pendidikan yang tinggi, seseorang dengan overeducation mungkin tidak mendapatkan penghasilan yang sebanding dengan tingkat pendidikannya. Ini karena pekerjaan yang dijalani tidak sesuai dengan tingkat kualifikasi, dan perusahaan mungkin tidak bersedia membayar lebih untuk kualifikasi yang lebih tinggi.
- Mobilitas Pekerjaan yang Rendah : Dampak lainnya adalah mobilitas pekerjaan yang rendah. Seseorang yang merasa overqualified mungkin enggan mencari pekerjaan baru karena khawatir mengalami situasi yang sama di tempat kerja baru. Hal ini dapat menghambat pengembangan karir dan peluang untuk mencoba lingkungan kerja yang lebih sesuai.
- Peningkatan Tingkat Turnover : Overeducation juga dapat berkontribusi pada tingkat turnover yang tinggi di sebuah perusahaan. Karyawan yang merasa kurang puas atau tidak terpenuhi dalam pekerjaannya cenderung mencari peluang baru di tempat lain yang dapat memanfaatkan kualifikasinya dengan lebih baik.
- Tantangan dalam Pengembangan Skill : Seseorang dengan overeducation mungkin menghadapi tantangan dalam pengembangan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan mereka. Mereka mungkin merasa sulit untuk fokus pada pengembangan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saat ini, karena memiliki kualifikasi yang lebih tinggi mungkin membuat mereka lebih tertarik pada pengembangan keterampilan yang sesuai dengan tingkat pendidikan mereka.
Strategi Menghadapi Overeducation
Untuk mengatasi overeducation, kita perlu mengambil langkah strategis. Pertama, jangan ragu untuk mengkomunikasikan kepada atasan atau manajemen bahwa Anda memiliki keterampilan dan potensi lebih dari yang terlihat. Tunjukkan bahwa Anda dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dan berharga bagi perusahaan.
Kedua, teruslah belajar! Walaupun Anda sudah memiliki gelar tinggi, dunia terus berkembang, dan Anda perlu mengikuti perkembangan tersebut. Ambil kursus atau pelatihan yang relevan dengan bidang pekerjaan Anda. Hal ini akan membantu Anda tidak hanya memiliki gelar, tetapi juga keterampilan yang terus diperbarui.
Terakhir, jangan takut untuk mencari peluang baru. Jika Anda merasa terjebak di tempat kerja yang tidak mengakui potensi Anda, jangan ragu untuk mencari kesempatan di tempat lain yang lebih menghargai keahlian dan bakat Anda.
Selama masih ada perusahaan yang lebih memilih CV yang mencolok daripada keterampilan yang sesungguhnya dibutuhkan, fenomena overeducation akan tetap ada. Namun, kita memiliki kemampuan untuk menghadapinya. Ingatlah, dunia kerja seperti tren fashion, selalu berubah! Jadilah pribadi yang adaptif dan terus mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Terus bersinar, teman-teman!
